Maandag 27 Mei 2013

Ini Cerita Sepak Terjang Preman Derek Liar di Kawasan Jakarta Barat


ilustrasi
Jakarta - Kisah Adi ini mungkin membuat miris. Bagaimana preman derek liar bebas beroperasi di kawasan Jakarta Barat tanpa adanya tindakan tegas petugas. Adi bekerja di perusahaan suplier makanan, sudah 4 kali mobil pengangkutnya jadi korban derek liar.

"Kena bayar Rp 900 ribu sampai Rp 1,2 juta," jelas Adi dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Selasa (28/5/2013).

Mobil kecil ditarif Rp 900 ribu, mobil besar Rp 1,2 juta. Para preman derek liar itu main angkut dan main bawa ke pool mereka di daerah Tomang, tak jauh dari pos polisi.

"Mereka itu koperasi, ada logo polisi juga di mobil derek mereka. Katanya ada oknum perwira yang jadi beking," terang Adi.

Adi menjelaskan, 4 kali kendaraannya menjadi korban derek liar. Yang dia ingat saat itu mobilnya di Tol Kebun Jeruk, mengalami pecah ban. Tiba-tiba preman derek liar main cantol dan bawa.

"Alasannya mengganggu kemacetan. Kena bayar Rp 900 ribu," jelasnya.

Adi malas ribut dengan derek liar itu. Dia sudah melapor ke petugas tapi tak digubris. Yang parah saat mobilnya parkir di dekat pom bensin di Grogol. Tiba-tiba mobilnya dibawa derek liar ke pool di Tomang.

"Alasannya mengganggu ketertiban umum. Padahal itu cuma parkir sebentar habis isi bensin, kena lagi Rp 900 ribu," terang Adi.

Adi tak tahu harus bagaimana menghadapi derek liar. Sebagai warga dirinya hanya bisa pasrah. Dia berharap, petugas yang berwenang bisa mengambil tindakan.

Bagi Anda pembaca detikcom yang memiliki pengalaman soal preman derek liar, silakan berbagi dengan mengirimkan kisahnya ke redaksi@detik.com, jangan lupa sertakan nomor telepon Anda.


http://news.detik.com/read/2013/05/28/101703/2257658/10/ini-cerita-sepak-terjang-preman-derek-liar-di-kawasan-jakarta-barat?991101mainnews

0 komentar:

Plaas 'n opmerking