Woensdag 22 Mei 2013

Dalami Kasus Aiptu Labora, Polisi Periksa Puluhan Saksi



Aiptu Labora Sitorus Aiptu Labora Sitorus
JAKARTA - Polda Papua terus melakukan pendalaman terkait kasus dugaan penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembalakan liar dengan tersangka anggota Polres Raja Ampat, Papua, Aiptu Labora Sitorus.

"Terkait kasus LS, kasus BBM diperiksa saksi 26 orang. Sedangkan kasus kehutanan saksi 35 orang," ungkap Kabagpenum Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto, melalui pesan singkat, Rabu 22 Mei.

Agus menerangkan, dalam kasus BBM pada PT Seno Adi Wijaya, Kepolisian telah menyita empat kapal bemuatan BBM jenis solar total 1 juta liter dan beberapa dokumen.

Kemudian, untuk kasus pembalakan liar yang menyangkut PT Rotua telah disita barang bukti satu kapal bermuatan 1.500 batang kayu merbau, 115 kontainer berisi kayu dan dokumen.


"Tersangka sementara ada dua orang yaitu LS dan JL, Direktur Operasional PT SAW terkait masalah BBM," tegas Agus.

Sebelumnya, Kasus Labora berawal dari adanya laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening mencurigakan yang mencapai Rp1,5 triliun milik Labora.

Laporan yang dikirim oleh PPATK itu merupakan akumulasi transaksi Labora dari tahun 2007 hingga 2012.

Setelah ada laporan tersebut, polisi menyelidiki keterkaitan Labora pada kasus penimbunan BBM dan pembalakan liar yang telah ditangani Polda Papua sejak Maret 2013. Bisnis itu diduga berkaitan dengan rekening Labora.

Labora kemudian dijadikan tersangka kasus dugaan penimbunan BBM oleh PT Seno Adi Wijaya dan pembalakan liar kayu oleh PT Rotua di Papua. Dia juga menjadi tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Dia kini menjalani pemeriksaan dan ditahan di Polda Papua.

Namun, Labora mengaku memiliki usaha di bidang migas dan kayu itu secara legal. PT Rotua yang bergerak di bidang kayu dan PT Seno Adi Wijaya di bidang migas dibeli oleh istri Labora tak lebih dari sepuluh tahun lalu. Jajaran direksi perusahaan itu ditempati oleh orang-orang dari keluarga besarnya. Istri Labora menjabat komisaris, adik iparnya menjadi direktur, dan kepemilikan saham dibagi juga kepada dua anaknya.

0 komentar:

Plaas 'n opmerking